Selasa, 27 September 2016

Pengendalian Mutu Non-numerical Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan

Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi
Pengendalian Mutu Non-numerical Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan

Secara umum pengendalian mutu non-numerical merupakan pemeriksaan sistem manajemen mutu secara menyeluruh. Penerapan pengendalian mutu non-numerical dilakukan melalui pendekatan a hazard analysis. Pendekatan ini merupakan cara yang sangat sistematik untuk memastikan semua pengendalian yang diperlukan dengan menetapkan seluruh tahapan ktitis pengambilan sampel dan pengujian. Identifikasi tahapan kritis dilakukan pada setiap proses operasional, mulai perencanaan pengambilan sampel hingga pelaporan hasil pengujian.

Setiap tahapan yang relevan dalam proses pengujian harus diidentifikasi sumber-sumber penyebab yang memungkinkan timbulnya bahaya dan harus diidentifikasi kemungkinan pengendaliannya serta mencegah atau mengurangi terulangnya kembali. Setelah didapatkan cara pengendalian yang baik untuk dapat diterapkan dengan didasarkan efektifitas dan efisiensi, maka pengendalian tersebut harus diterapkan dan melakukan pelatihan bagi personil terkait. Contoh identifikasi bahaya saat pengambilan sampel air limbah industri dapat dilihat dalam Tabel 1.

Seluruh rekaman pengendalian mutu non-numerical harus dipelihara. Untuk mengetahui efektifitas pengendalian bahaya tersebut, maka laboratorium harus memantau penerapannya. Secara umum, pengendalian mutu non-numerical meliputi, antara lain:
a)      kaji ulang dokumen dan kaji ulang manajemen termasuk rapat manajemen reguler;
b)      audit internalyang terencana dan sistematik;
c)      penyeliaan yang memadai kepada analis laboratorium;
d)      verifikasi dan validasi data hasil pengujian;
e)      pemantauan unjuk kerja peralatan dan evaluasi hasil kalibrasi;
f)       pemantauan kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian;
g)      pemeriksaan tanggal kedaluwarsa bahan habis pakai dan bahan kimia;
h)      pengelolaan sampel uji sesuai persyaratan; dan
i)        kompetensi personil laboratorium.

Identifikasi tahapan kritis metode pengujian merupakan hal yang terpenting dalam menerapkan pendekatan a hazard analysis. Umumnya, identifikasi tahapan kritis metode pengujian dilakukan oleh penyelia laboratorium atau manajer teknis. Hal ini disebabkan  identifikasi tahapan kritis membutuhkan pengalaman dan pemahaman detail  tahap demi tahap prosedur pengujian.
 
Sedangkan, contoh identifikasi tahapan kritis metode pengujian besi (Fe) dalam air dan air limbah secara spektrofotometri serapan atom (SSA) sesuai SNI 6989.4: 2009 sebagaimana Tabel 2.