Ditulis Oleh : cak war | Anwar Hadi
Interpretasi Ketidakpastian Hasil Kalibrasi Peralatan Pengujian Kualitas Lingkungan
(infolabling)Untuk mencapai validitas data hasil pengujian parameter kualitas lingkungan, laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan untuk pengambilan sampel, peralatan pengukuran atau pengujian yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian parameter kualitas lingkungan dengan baik dan benar. Peralatan ukur dan piranti lunak yang digunakan untuk pengujian, termasuk untuk pengambilan sampel harus mampu menghasilkan akurasi yang diperlukan dan harus sesuai dengan spesifikasi yang relevan dengan pengujian yang telah ditetapkan. Program kalibrasi harus ditetapkan untuk besaran ukur dari peralatan yang sifatnya mempunyai pengaruh yang signifikan pada hasil pengujian. Laboratorium yang melakukan kalibrasi, termasuk peralatan sendiri, harus menerapkan prosedur untuk mengevaluasi ketidakpastian pengukuran untuk semua kalibrasi.
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk, hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai - nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Persepsi yang kurang tepat adalah semua peralatan pengukuran yang telah dikalibrasi selalu dalam keadaan laik pakai. Namun kenyataannya, tidak semua peralatan yang telah dikalibrasi tersebut dalam keadaan laik pakai. Hal ini disebabkan bahwa hasil kalibrasi menunjukan batas keberterimaan toleransi peralatan telah terlampaui.
Sehubungan dengan hal tersebut, hasil kalibrasi peralatan pengukuran harus dievaluasi untuk mengetahui kelaikan pakai peralatan tersebut sesuai persyaratan sebelum digunakan untuk pengujian. Tabel 1 dibawah ini merupakan pedoman evaluasi hasil kalibrasi yang didasarkan pada batasan kinerja timbangan analitik:
Sertifikat kalibrasi yang diterbitkan oleh laboratorium kalibrasi seharusnya mencantumkan nilai LoP timbangan yang dikalibrasi. Namun demikian, jika laboratorium kalibrasi tidak mencantumkan nilai LoP, maka laboratorium dapat menghitung nilai LoP dengan persamaan, dibawah ini:
LoPterbesar = |± U95%, k=2| + |± fk|
keterangan:
LoPterbesar = limit of performance, batas kinerja maksimum timbangan analitik
|± U95%| = nilai mutlak ketidakpastian hasil kalibrasi
|± fk| = nilai mutlak faktor koreksi dari hasil kalibrasi
Secara umum, evaluasi hasil kalibrasi peralatan diungkapkan dalam persamaan, dibawah ini:
|± U95%|terbesar + |± fk|terbesar ≤ toleransi atau akurasi peralatan
Berdasarkan persamaan tersebut diatas, Tabel 2 dibawah ini menginformasikan contoh evaluasi hasil kalibrasi beberapa peralatan pengukuran untuk pengujian parameter kualitas lingkungan.
Untuk peralatan yang bersifat tertutup (enclosure), misalnya; autoclave, inkubator atau oven, maka evaluasi hasil kalibrasi sebagaimana rumus, dibawah ini:
R0 ≤ 2X0C
keterangan:
R0 = specified overall variation (R0 = t0Cmaks - t0Cmin)
X0C = batas keberterimaan yang disyaratkan oleh metode pengujian
Sebagai contoh, jika metode pengujian padatan tersuspensi total (total suspended solid, TSS) secara gravimetri sesuai Standard Methods for the Examination of Water and Waste Water”, 22th Edition, 2012, Metode 2540 D (Total Suspended Solids Dried at 1030C -1050C), maka dapat diketahui bahwa pengeringan sampel uji dalam oven harus dilakukan pada suhu 1040C ± 10C. Hal ini berarti bahwa, evaluasi hasil kalibrasi oven yang digunakan untuk pengujian TSS, adalah:
R0 ≤ 2(10C) atau R0 ≤ 20C
Adapun peralatan gelas yang digunakan untuk pengujian harus dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi atau memiliki sertifikat kalibrasi dari pabrikan. Klasifikasi dan toleransi peralatan gelas sebagaimana Tabel 3, dibawah ini:
EmoticonEmoticon